Saturday, October 4, 2008

Alat Alat Bantu Seks Zaman Prasejarah Ditemukan di Israel





NIGELGORING-MORRIS
Artefak batu yang menyerupai kelaim pria ditemukan dari situs pemakaman prasejarah di Israel.

TEL AVIV - Benda-benda prasejarah berbentuk kelamin manusia ditemukan dari sebuah makam kuno di Israel. Gua yang terletak di situs Kfar HaHoresh di dekat Nazareth tersebut berasal dari zaman batu antara 8500-6750 sebelum Masehi.

"Tempat tersebut tidak dihuni dan mungkin dipakai oleh penduduk sekitarnya sebagai lokasi penguburan dan pemujaan," ujar Nigel Goring-Morris, arkeolog dari Universitas Hebrew.

Sebab, di situs tersebut ditemukan kerangka manusia yang diletakkan dalam kuburan yang tidak biasa. Permukaan masing-masing kuburan ditutup semacam semen yang keras. Kuburan paling besar berukuran 10 meter x 20 meter.

Setidaknya terdapat 65 kerangka manusia yang ditemukan dari situs tersebut. Masing-masing diperkirakan berusia antara 20-30 tahun.

Salah satunya dikubur dengan aneh karena kerangkanya diletakkan di atas kerangka tujuh ekor hewan ternak. Kerangka manusia lainnya dikubur dengan rahang serigala. Hal tersebut mungkin menandakan perubahan nilai sosial di masa itu dari kegiatan berburu menjadi bertani dan beternak.

"Saat pertanian muncul dan berkembang, simbol-simbolnya juga turut serta," ujar Goring-Morris. Antara lain, mungkin disimbolkan dari artefak dari batu berbentuk alat kelamin tersebut.

Menurut Goring-Morris semua artefak yang ditemukan di sana hampir semuanya menyerupai kelamin pria. Tiruan alat kelamin pria yang menyerupai dildo (alat bantu seks) itu mungkin bagian dari sesajian. Sebab, penduduk yang mengenal pola bercocok tanam umumnya memuja dewi pertanian.

Para arkeolog Israel sebelumnya menemukan artefak-artefak yang menyerupai kelamin wanita pula. Namun, pada situs yang berbeda meskipun dari periode zaman yang sama. (WAH/National Geographic)

Prancis Angkat Fosil Mammoth Langka





LACOMBAT
Jenis mammoth dan evolusinya.

PARIS - Penemuan fosil tengkorak mammoth di Prancis sangat bernilai. Sebab, fosil tersebut berasal dari jenis mammoth yang langka dan merupakan peralihan dua spesies mammoth yang lebih sering dikenal selama ini.

Paleontolog bernama Frederic Lacombat dari Museum Croatier Prancis dan Dick Mol dari Museum Sejarah Nasional Rotterdam Belanda mulai melakukan penggalian pada 15 Agustus 2008 di kawasan Auvergne.

Mereka memperkirakan mammoth tersebut jenis mammoth stepa (Mammuthus trogontherii) yang hidup di zaman Peistocene Pertengahan antara 300.000-800.000 tahun lalu. Hewan yang perawakannya mirip gajah tersebut diperkirakan berumur 35 tahun saat tewas. Jenis ini dapat tumbuh hingga 3,7 meter.

Mammoth stepa diperkirakan peralihan antara mammoth selatan (Mammuthus meridionalis) yang hidup di zaman Pleistocene Awal antara 2,6 juta-800.000 tahun lalu dan mammoth berbulu (Mammuthus primigenius) yang hidup di zaman Pleistocene Akhir antara 300.000-4.000 tahun lalu.

Setiap spesies memiliki karakter berbeda. Mammoth selatan hidup di padang sabana dan termasuk hewan penjelajah. Makanannya dedaunan dan ranting pohon. Sementara mammoth padang rumput dan mammoth berbulu beralih makan rumput dilihat dari struktur gigi gerahamnya.

Hal tersebut mungkin bentuk adaptasi akibat terjadinya perubahan iklim. Saat lingkungan makin dingin dan kering pada zaman Pleistocene, sabana mulai menghilang dan berganti stepa yang lebih banyak padang rumput.

"Kami membutuhkannya untuk mengungkap apa yang kami sebut 'rantai yang hilang' dalam evolusi mammoth," ujar Mol. Sebelumnya, fosil mammoth stepa beberapa kali ditemukan namun hanya dapat dipelajari dari sisa giginya, jarang sekali yang ditemukan lengkap dengan tengkorak yang utuh.

Karena itu, ekskavasi dan pemindahan fosil tengkorak mammoth yang langka tersebut pada Minggu (7/9) dilakukan dengan penuh hati-hati. Tengkorak dikeluarkan dari dalam tanah dalam kondisi utuh dan diangkut menggunakan crane ke atas trailer yang membawanya ke Museum Croatier Perancis. Mulai 2010, fosil tersebut akan dipamerkan keliling dunia setelah dipelajari secara menyeluruh. (WAH/BBC/Kompas.com)

Ratusan Manuskrip Kuno Terancam Punah

PADANG - Ratusan manuskrip kuno berusia ratusan tahun yang tersimpan di surau-surau di Sumatera Barat, terancam punah karena kondisi manuskrip itu yang sangat tidak terawat. Sebagian manuskrip bahkan sudah diperdagangkan sampai ke luar negeri.

Filolog Universitas Andalas, M Yusuf, Selasa (9/9), mengatakan manuskrip yang hampir punah itu tidak dirawat oleh pemilik atau pewarisnya.

"Ada banyak hal mengapa manuskrip tidak terawat, antara lain karena ketidaktahuan para pemilik atas arti penting manuskrip. Sebagian orang bahkan menggunakan manuskrip untuk jimat," tutur Yusuf.

Hingga kini, tidak banyak pihak yang menaruh perhatian atas manuskrip kuno, termasuk pemerintah daerah.

ISTANA MAJAPAHIT BELUM DITEMUKAN





KOMPAS/INGKI RINALDI
Seorang peneliti membersihkan bagian bangunan berupa kanal air peninggalan Kerajaan Majapahit di sit

KEDIRI - Para peneliti sampai sekarang masih kesulitan untuk menemukan lokasi keberadaan Istana Kerajaan Majapahit. "Penelitian yang dilakukan oleh empat perguruan tinggi kemarin, hanya menemukan pusat kota dan pusat sakral zaman Majapahit. Kalau istana kerajaannya belum ditemukan," kata Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, I Made Kusumajaya di Kediri, Kamis (11/9).

Lebih lanjut dia menjelaskan, pusat kota yang ditemukan tim peneliti dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Universitas Udayana (Unud) Denpasar, Universitas Indonesia (UI) Jakarta, dan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu, adalah sebuah wilayah seluas 4 x 5 kilometer di Desa Segaran, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Selain itu, juga ditemukan kawasan seluas 11 x 9 kilometer yang dianggap sebagai pusat kegiatan sakral masyarakat di zaman Majapahit dulu.

Dalam penelitian tersebut, empat perguruan tinggi negeri terkemuka itu juga berhasil menemukan sebuah batu kuno setebal 80 sentimeter, yang diduga merupakan pagar bangunan zaman Majapahit saat diperintah Raja Hayam Wuruk. "Memang istana Kerajaan Majapahit itu diperkirakan ada di sekitar Segaran, tetapi kami belum bisa memastikannya, karena belum ditemukan adanya (sisa-sisa) istana di situ," katanya menambahkan.

Made menilai, ada keunikan terkait alasan Majapahit membangun lokasi kerajaannya di sekitar kawasan Trowulan itu. "Kalau kami teliti lebih jauh, ternyata itu bagian dari strategi yang diterapkan Hayam Wuruk agar tidak mudah diserang oleh musuh, karena biasanya pusat kerajaan di zaman dulu itu selalu berada di kawasan pantai yang memudahkan musuh menyerang dengan armada lautnya," katanya.

Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh empat perguruan tinggi itu, sampai sekarang baru mencapai sekitar 20 persen. Menurut Made, penelitian sekarang ini difokuskan pada perilaku masyarakat Majapahit. "Para peneliti membandingkan perilaku masyarakat Majapahit itu dengan perilaku masyarakat Bali, karena memang ada kemiripan," katanya.
(ant/kompas.com)

SWISS KEMBALIKAN MATA FIRAUN KE MESIR




IST
Raja Amenhotep III

KAIRO - Swiss akan mengembalikan sebuah "mata" Firaun yang dicuri 36 tahun silam dari patung Raja Amenhotep III, menteri kebudayaan Mesir mengumumkan Rabu.

"Mata tersebut panjangnya sekitar 50 sentimeter dan dicuri dari patung Amenhotep III, yang ditemukan pada 1970 di kuilnya di Luxor, kata Faruk Hosni dalam suatu pernyataannya.

Mata itu dicuri pada 1972 ketika kebakaran terjadi di dekat kuilnya. "Para pencuri menjualnya kepada seorang pedagang barang antik Amerika yang kemudian melelang mata raja Mesir kuno itu di Sotheby’s," katanya.

Di sana, mata itu dibeli oleh seorang pedagang barang antik Jerman sebelum akhirnya disimpan di sebuah museum di Basel, Swiss. "Museum Swiss itu menyetujui untuk mengembalikan mata Amenhotep III tanpa syarat kepada Mesir," kata pejabat tinggi urusan barang antik Mesir, Zahi Hawass.

Amenhotep III berkuasa di Mesir selama 40 tahun selama pemerintahan dinasti ke-18 atau pada 1550-1292 SM. Masa pemerintahannya diyakini para pakar sebagai salah periode keemasan dalam sejarah Mesir kuno. (ANT/AFP)

FOSIL UNTA KERDIL BERUSIA SEJUTA TAHUN

DAMASKUS - Sejuta tahun yang lalu, di Syria mungkin hidup unta kerdil. Hal tersebut dapat dirunut dari temuan rahang unta purba yang ukurannya jauh lebih kecil daripada unta yang hidup saat ini.


"Fosil tersebut ditemukan bulan lalu di dekat Desa Khowm di daerah Palmyra, sekitar 240 kilometer timur laut Damaskus," kata Heba al-Sakhel, kepala Museum Nasional Syria yang juga salah satu anggota arkeolog gabungan dari Syria dan Swiss.

Ia mengatakan rahang yang ditemukan sangat kecil dibandingkan unta normal sehingga patut diduga sebagai spesies baru. Meski demikian, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan hal itu.

"Kita akan mencari tulang lainnya sebelum meyakinkan bahwa ini spesies baru," tambahnya.

Arkeolog lainnya dari Swiss, Jean Marie, mengatakan bahwa fosil yang ditemukan merupakan tulang unta tertua yang pernah digali di wilayah Timur Tengah, bahkan di seluruh dunia.

Penemuan tersebut mengejutkan karena tahun lalu di Syria justru ditemukan fosil unta purba raksasa. Unta yang diperkirakan hidup 100.000 tahun lalu itu memiliki tinggi antara 3-4,5 meter atau dua kali lipat tinggi unta umumnya.

Dengan temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa kawasan gurun di Syria mungkin menjadi habitat unta dari generasi ke generasi, dari unta kerdil hingga unta raksasa.

"Ini penemuan penting, dapat memberikan petunjuk penting tentang evolusi binatang," ujar Marie.(kompas.com

KUIL DAN PATUNG RAMSES II DITEMUKAN DI KAIRO





Three Lions/Getty Images
Kepala patung raksasa Ramses II yang dipindahkan dari Kairo ke piramid dekat lokasi aslinya.

KAIRO — Tim arkeolog Mesir menemukan sebuah kuil dan potongan patung raksasa sosok Firaun paling terkenal dalam sejarah Mesir, Ramses II. Seperti dilaporkan kantor berita Mesir, MENA, Senin (15/9), penemuan tersebut tak terduga karena terdapat di pusat ibu kota Kairo.

Kuil yang dibangun pada dinasti ke-19 Raja Ramses II ditemukan di daerah Ain Shams, bagian timur Kairo, Mesir. Tim arkeolog juga menemukan bagian patung Ramses II dan bongkah batuan berukuran besar yang dipakai untuk membangun kuil.

Ramses II menguasai Mesir selama 68 tahun pada 1304-1237 sebelum Masehi. Ia dikenal sebagai raja yang senang membangun patung dan monumen dirinya di sekeliling wilayah kekuasaannya.

Salah satunya patung Ramses II setinggi 11 meter seberat 100 ton dari bahan granit merah yang sempat menjadi landmark Kairo. Namun, patung tersebut telah dipindahkan dari kota yang berpolusi tinggi ke dekat piramid dekat lokasi penemuannya.

Selain itu, Ramses II juga menyiapkan proses mumifikasinya dengan sangat mewah. Mumi yang saat ini dipamerkan di Museum Nasional Kairo merupakan salah satu tujuan wisata paling menarik di Mesir. (kompas.com)